Belajar dari Rumah juga Transfer Knowledge yang Efektif!

Hampir dua pekan, Indonesia melakukan pembatasan jarak jauh berskala nasional. Kehadiran Virus Corona membuat Indonesia harus membatasi hubungan sosial antar manusia. Akibatnya, Indonesia memeroleh tantangan dari berbagai sektor mulai ekonomi, pendidikan, sosial, transportasi dan sektor yang lain. Dahulu, dunia virtual sempat meresahkan hubungan sosial antar manusia karena mematikan hubungan kekerabatan antar manusia. Bahkan, terdapat wacana bahwa pertemuan antar manusia telah terdisrupsi oleh teknologi. Rasa empati dan toleransi terkikis habis karena manusia enggan bersosialisasi secara langsung dan memilih menghabiskan waktu dengan media virtual. Sekarang, serasa mimpi itu di wujudkan oleh semesta. Manusia memiliki waktu 24 jam penuh bersama teknologi dan media virtual, bahkan menjadi fatal jika manusia saling bertemu.

Situasi seperti ini menjadi manusia kalangkabut. Ternyata tidak mudah menggantikan sektor ekonomi melalui media digital, sektor pendidikan melalui sistem daring, sektor sosial yang diwajibkan menggunakan media virtual, sektor kesehatan menjadi area yang berbahaya sehingga media perantara dalam kesehatan menjadi wajib. Situasi seperti ini menuntut manusia untuk berpikir cepat, memanfaatkan berbagai macam media yang ada agar semua sektor tetap berjalan. Di sektor pendidikan, proses belajar mengajar memanfaatkan berbagai media pembelajaran daring. Seperti Google Classroom, Zoom, Hangsout Meet, Group WHatsaap dan sebagainya. Tentunya, proses belajar mengajar melalui internet, bukan tatap muka langsung, berbeda. Terdapat strategi pembelajaran khusus yang harus dilakukan pengajar agar transfer pengetahuan dapat dilakukan secara maksimal kepada peserta didik.

IKIP Widya Darma Manfaatkan Berbagai Macam Aplikasi Daring Perkuliahan

IKIP Widya Darma berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran melalui media daring seperti yang diamanahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk menekan angka persebaran virus Corona, tatap muka harus dikurangi. Akibatnya, proses belajar mengajar harus dialihkan ke media daring. Tantangan dan dinamika dalam perkuliahan daring dialami oleh seluruh pengajar dan pendidik. Berikut merupakan tips-tips dari dosen-dosen IKIP Widya Darma yang telah menerapkan proses pembelajaran melalui media daring dan menggunakan berbagai macam aplikasi daring.

Rina Rachmawati dosen Bahasa Inggris IKIP WIdya Darma Surabaya menuturkan selama tiga pekan ini, Ia memilih menggunakan media pembelajaran google classroom dan hangout meet. Untuk menyiasati transfer pengetahuan yang tidak mudah jika melalui daring, Rina mengaku lebih meringkas materi menjadi poin-poin khusus agar dapat diterima oleh mahasiswa. Rina juga memahami kendala-kendala lain yang dialami mahasiswa, seperti pengadaan kuota internat yang tidak murah, kualitas jaringan internet mahasiswa yang tidak sama, waktu yang juga terbatas. Menurutnya, media pembelajaran yang paling efektif di masa-masa perkuliahan daring seperti ini adalah merangkum materi-materi menjadi video interaktif yang dapat dishare ke mahasiswa selanjutnya mahasiswa dapat mengunduhnya dengan mudah. Selanjutnya, agar pembelajaran lewat daring dapat dicapai secara maksimal, menurutnya dosen harus aktif memberikan pertanyaan dan pemahaman agar perkuliahan tetap berjalan aktif.

Lain halnya dengan Hendy Bayu P, dosen Bahasa Indonesia IKIP Widya Darma yang lebih memilih menggunakan aplikasi free converence calls. Melalui aplikasi tersebut, dosen dapat memberikan penjelasan secara detail. Handy menambahkan metode pembelajaran luring dan daring sesungguhnya sama, namun yang membedakan adalah peran aktif dosen atau pengajar lebih diutamakan dalam memancing diskusi agar lebih hidup. Untuk itu, baginya metode yang paling tepat adalah metode ceramah, diskusi dan demostrasi. Selanjutnya Hendy juga memberikan tips bahwa setiap aplikasi daring memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dapat disesuaikan dengan materi perkuliahan. Menurutnya, aplikasi pembelajaran yang tidak terlalu banyak menguras kuota internet, pihaknya menyarankan menggunakan aplikasi google classroom. Di sisi lain, Hendy mengakui bahwa proses belajar mengajar melalui media daring, tidaklah mudah, dosen dituntut untuk terus belajar menguasai aplikasi pembelajaran agar menu-menu dalam aplikasi tersebut dapat dijalankan secara maksimal. “ Kendala utamanya, dosen atau pengajar, harus terus belajar. Aplikasi pembelajaran daring bervariasi dan juga banyak muncul yang terbaru. Untuk itu, dosen harus menguasai aplikasi tersebut agar semua menu dapat dimanfaatkan secara maksimal” papar Hendy dosen sekaligus Kaprodi Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Widya Darma.

Sri Puri Rejeki Wahyu Pramesthi, atau yang akrab di sapa Puri, dosen jurusan Pendidikan Matematika IKIP WIdya Darma juga memberikan pendapatnya terkait perkuliahan daring. Menurutnya, aplikasi yang efektif dalam pembelajaran daring adalah aplikasi yang mudah dijangkau oleh mahasiswa. Maksudnya adalah tidak semua mahasiswa mampu, sehingga agar proses belajar mengajar dapat dijangkau oleh seluruh mahasiswa perlu kiranya mengajak diskusi mahasiswa melalui media apa yang mudah diakses oleh mereka. Baginya, perkuliahan daring tidaklah mudah, terlebih mata kuliah di Jurusan Matematika membutuhkan penjelasan yang detail melalui hitung-hitungan yang cermat. Untuk itu, Puri merekomendasikan aplikasi live meeting agar pemahaman terhadap materi-materi yang disampaikan dapat tercapai secara maksimal. Puri menambahkan untuk jurusan matematika, metode pembelajaran yang paling efektif adalah penerapan teori dalam menyelesaikan kasus-kasus tertentu. “Metode pengajaran yang efektif dalam pembelajaran daring, khususnya untuk jurusan Matematika, menurut saya lebih banyak banyak menerapkan teori untuk menyelesaikan kasus tertentu di sekitar kita. Tujuannya, agar mahasuswa tidak hanya paham teori saja, tetapi juga dapat mengaplikasikannya secara langsung” ujar Puri.

Selain proses belajar dan mengajar, IKIP Widya Darma dalam waktu dekat juga harus mengadakan ujian skripsi. Siti Mazila Sholikha, Dosen Ekonomi IKIP Widya Darma, memberikan tips khusus bagi dosen dalam mengoreksi skripsi secara daring. Menurutnya, keterbatasan tatap muka dengan mahasiswa tidak menghalangi proses bimbingan skripsi mahasiswa karena dapat dilakukan melalui e-mail. Dosen dapat mengoreksi skripsi mahasiswa dengan memberikan catatan-catatan merah di tulisan mahasiswa. Memang membutuhkan ketelatenan karena tidak dapat mencoret-coret secara langsung kesalahan mahasiswa, namun menurut ZIla ini menjadi tantangan tersendiri bagi dosen. “Kalau bimbingan skripsi metode yang efektif, adalah pengiriman draft skripsi dalam bentuk word lewat email, kemudian dosen dapat merevisi skripsi mahasiswa dengan memberikan block warna merah dan dikasih penomoran revisi” jelas Zila. Zila juga berharap mahasiswa dan dosen bisa bekerja sama dengan baik agar proses pembelajaran daring dapat berjalan secara maksimal. Dengan demikian, bimbingan skripsi dapat berjalan, kelulusan mahasiswa juga dapat tercapai, sehingga tidak ada alasan untuk menghapus skripsi sebagai tugas akhir.

Senada dengan Dyah Nugraheny, Dosen Bahasa Inggris sekaligus Ketua LPPM, menambahkan bimbingan skripsi mahasiswa dapat dijalankan dengan mereview tulisan mahasiswa di microssoft word. Selanjutnya, setelah mahasiswa mengirimkan file skripsi dilanjutkan private meeting melalui media online. Tantangannya memang dosen harus banyak meluangkan waktu bagi mahasiswa. “Situasi yang seperti ini, harus ada peran aktif dosen dan mahasiswa, agar proses perkuliahan dapat berjalan dengan maksimal” tangkas Dyah

 

Mahasiswa terbantu dengan aplikasi pembelajaran

Perkuliahan melalui media daring juga tidak mudah bagi sebagian mahasiswa. Menurut Nur Hayati, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Widya Darma, perkuliahan melalui media daring sering terhambat oleh jaringan internet yang tidak memadai. “Lagi enak-enaknya kuliah, eh jaringan terputus, jadi saya kehilang beberapa materi” keluh Nur.

Akan tetapi, perkuliahan daring dapat dilakukan secara efektif jika melalui aplikasi google hangout selanjutnya disambung melalui aplikasi Whatsapp. Hal itu karena penjelasan yang terputus melalui media video call dapat terhubung ulang melalui pesan teks di whatsapp melalui ringkasan materi.

Berbeda halnya dengan Aisyah Hanah UU, mahasiswa jurusan pendidikan matematika, yang saat ini sedang menempuh skripsi. Menurutnya, perkuliahan daring sifatnya sangat terbatas, sehingga ketika ingin bimbingan kepada dosen tidak bisa leluasa. Namun, di sisi lain, ia bersyukur karena dosen-dosen di IKIP Widya Darma mengajar menggunakan aplikasi Zoom Meeting sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. “Harapan saya, ada metode khusus yang ditawarkan oleh kampus dalam pengambilan data skripsi, karena skripsi saya ini harus mengambil data di Lapangan. Mungkin juga untuk skripsi yang lain, dosen dapat memberikan alternative lain dalam pengambilan data” harapannya.